KANGENTRAVELING.COM - Masyarakat Indonesia, khususnya para penggemar nasi Padang, mungkin sudah banyak yang menyadari bahwa porsi nasi Padang biasanya lebih banyak ketika dibungkus atau dibawa pulang dibandingkan saat makan di tempat. Tapi, apakah Anda tahu alasan di balik fenomena ini?
Pemilik Rumah Makan Padang Takana Juo yang terletak di Jakarta Selatan, Asna, menjelaskan bahwa pada awal rumah makannya buka, memang sengaja menambahkan porsi nasi yang dibungkus.
Tujuannya adalah agar pembeli merasa lebih kenyang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, dia sudah tidak lagi melakukan hal tersebut. Penghargaan beras yang kian mahal dan upaya untuk menjaga keuntungan menjadi pertimbangan Asna dalam menetapkan porsi nasi.
“Dulu iya seperti itu, tapi sekarang sudah tidak lagi. Standar aja porsinya. Soalnya beras mahal. Semua dagangan sekarang harus dipertimbangkan. Saya beli bahan yang mahal dan kualitasnya bagus. Jadi, tidak mau banyak, rugi nanti,” ujar Asna.
Meski begitu, fenomena porsi nasi Padang yang lebih banyak saat dibungkus mungkin masih dapat ditemui di beberapa tempat lainnya. Setiap pengelola rumah makan tentu memiliki pertimbangan dan kebijakan masing-masing.
Lantas, mana yang lebih disukai oleh pembeli, makan nasi Padang langsung dengan tangan atau dengan sendok? Menurut Asna, memang lebih baik makan nasi Padang menggunakan tangan karena rasanya lebih nikmat.
“Orang kampung sana makan pakai tangan, bukan sendok. Pakai tangan juga lebih enak, kenapa? Karena langsung kulit ya, kulit tangan kita jadinya enak. Kalau sendok kan teksturnya keras,” kata Asna
Hal ini mungkin menjadi hal yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Bagaimanapun juga, baik makan dengan tangan atau dengan sendok, yang terpenting adalah kita bisa menikmati kelezatan nasi Padang dengan cara kita sendiri. (*)

