KANGENTRAVELING.COM - Konflik yang melanda Palestina memaksa para agen travel tur dan umrah menghentikan paket wisata religi ke Masjid Al-Aqsa yang selama ini menjadi destinasi favorit jamaah umrah maupun traveler muslim. Invasi militer Israel yang berambisi menduduki penuh wilayah Palestina membuat situasi di sana saat ini belum aman untuk dikunjungi.
Founder PT Setia Haramain Tour, Syed Mohd Naquib Al-Attas menjelaskan perkembangan ibadah umrah dan wisata halal atau religi belakangan menjadi suatu kebutuhan para jamaah. Terlebih dalam program tersebut, penyelenggara akan menjamin seluruh fasilitas halal mulai dari penginapan, makanan, minuman, serta terjaganya waktu salat.
Ia tak menampik jika ada dua wilayah yang menjadi destinasi wisata halal terfavorit traveler muslim, yaitu Turki dan Palestina Masjid Al-Aqsa. Namun sayangnya untuk Masjid Al-Aqsa saat ini terpaksa terhenti karena wilayah tersebut sedang berkonflik.
Untuk saat ini, banyak jamaah yang memilih Turki sebagai destinasi alternatif karena di sana ada pusat peradaban Islam. Destinasi wisata yang ditawarkan di Turki meliputi Sultanahmet Mosque, Hagia Sofia,Traditional Turkish Delight Shop, Green Mosque and Tomb, Traditional Silk Market, Grand Mosque of Bursa, Famous Turkish, bermain salju di Gunung Erciyes, Musim Salju, Naik Hot Balloon di Cappadocia, dan Hierapolis Ancient City Cotton Castle.
Naquib juga menekankan pentingnya traveler muslim untuk memilih destinasi ke Masjid Al-Aqsa Palestina karena di sana umat Islam dapat mempelajari sejarah sekaligus menumbuhkan semangat rasa memiliki Masjid Al-Aqsa bagi kaum muslimin.
Terlebih Masjid Al-Aqsa tercatat dalam Alquran sebagai masjid tempat Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam naik ke langit ketujuh untuk menerima perintah salat dari Allah Subhanahu wa Taala dalam peristiwa Isra Miraj. Namun sayangnya untuk wilayah Al-Aqsa saat ini terhenti karena wilayah tersebut sedang berkonflik.
Naquib berharap konflik di Palestina segera berakhir sehingga para jamaah umrah ataupun traveler muslim pada umumnya dapat kembali berkunjung ke tempat suci tersebut sambil mempelajari sejarah Islam. (*)
